Powered By Blogger

2010/09/22



NAMAKU HIROKO

Novel Nh. Dini



Judul novel : Namaku Hiroko

Pengarang : Nh. Dini

Tahun terbit : 2002

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Kota terbit : Jakarta


Sinopsis

Hiroko adalah seorang gadis desa anak sulung dari keluarga petani miskin. Ibu kandung Hiroko meninggak saat Hiroko berumur 4 tahun kemudian ayah Hiroko menikah lagi dan dari ibu tirinya itu Hiroko mempunyai dua adik laki-laki.

Karena kehidupan Hiroko yang miskin, Hiroko tidak mampu meneruskan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Hiroko hanya lulusan sekolah rendah saja.

Suatu hari ayah Hiroko pulang dari ladang bersama seorang tengkulak namanya Tamura-san. Beliau mengatakan bahwa saudaranya membutuhkan seorang pembantu rumah tangga. Setelah terjadi kesepakatan bersama akhirnya beberapa hari kemudian berangkatlah Hiroko dari desanya untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Hiroko bekerja di rumah pasangan suami istri yang sudah berumur lanjut. Di sana Hiroko mulai merasakan perbedaan kehidupan antara di desa yang serba kesusahan dengan kehidupan kota yang memanjakan.

Di keluarga majikannya Hiroko tidak lama bekerja karena kemudian datang kabar dari desa bahwa neneknya meninggal dunia. Akhirnya Hiroko pun kembali pulang ke desanya.

Tak terasa sudah sepuluh bulan lamanya Hiroko tinggal di desa, sampai suatu saat Hiroko bertemu dengan teman lamanya, Tomiko. Tomiko mengajak Hiroko untuk kembali ke kota karena kata Tomiko di kota sekarang banyak lapangan kerja membutuhkan pekerja atau pembantu rumah tangga. Dengan ijin ayahnya berangkatlah Hiroko bersama Tomiko ke kota Pelabuhan Kobe. Di sana Hiroko bekerja di rumah keluarga konsul bahasa Perancis. Maka untuk sementara Hiroko pun tinggal bersama Tomiko. Sampai akhirnya suatu hari Hiroko mendapat pekerjaan baru, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Majikan Hiroko yang baru adalah pasangan suami istri yang masih muda, mereka memiliki seorang bayi laki-laki.

Di rumah majikannya yang baru Hiroko mendapat pengalaman baru, Hiroko mengenal cinta, Hiroko menyukai adik majikannya yang bernama, Sanao. Dan rupanya Sanao pun begitu dia menyukai Hiroko. Akan tetapi keadaan dan perbedaan statuslah yang menjadikan jurang pemisah sehingga membuat mereka tidak bisa menyatukan cintanya. Hingga suatu malam Sanao berhasil “menyentuh” Hiroko untuk pertama kalinya.

Setelah pengalaman pertamanya dengan Sanao kehidupan Hiroko berubah. Majikan Hiroko menjadikannya sebagai budak nafsunya. Sampai akhirnya Hiroko tidak tahan lagi dan memilih untuk keluar dari pekerjaannya.

Hiroko kemudian berhenti bekerja dari rumah majikannya itu dan kembali bersama Tomiko sahabatnya.

Sambil menunggu pekerjaan baru Hiroko membantu pekerjaan Tomiko di rumah majikannya itu.

Hiroko kembali mendapat pekerjaan, dia diterima bekerja di sebuah toko besar. Di sana ia bertugas sebagai penerima tamu yang datang ke toko itu. Walau gajinya kecil Hiroko sangat menyukai pekerjaan yang baru itu. Suatu waktu Hiroko berkenalan dengan seorang pria bernama, Kishihara Yukio seorang pria yang berpenghasilan cukup tinggi dan menyukai Hiroko. Akan tetapi Hiroko tidak begitu menyukainya. Hiroko hanya menyukai pemberian materinya saja.

Setelah lama bekerja di toko itu Hiroko berhasil mengambil hati salah seorang atasannya, Nakajima-san namanya. Ia begitu memperhatikan dan mendorong kemajuan Hiroko dalam bekerja.

Atas saran Nakajima-san Hiroko tinggal di sebuah apartemen kecil di atas sebuah bar bernama, Manhattan. Di tempat tinggalnya yang baru Hiroko mengenal kehidupan malam di kotanya. Di sana juga Hiroko berkenalan dengan Soeprapto mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Jepang, akan tetapi persahabatannya dengan Soeprapto tidak berjalan lama, karena Soeprapto harus kembali ke Indonesia.

Setelah lama Soeprapto menghilang, Hiroko mendapat surat undangan yang isinya meminta Hiroko untuk berkunjung ke Indonesia. Bahkan dalam surat itu Soeprapto secara langsung berniat untuk mempersunting Hiroko. Namun Hiroko menolaknya secara halus. Hiroko tetap datang ke Indonesia memenuhi undangan Soeprapto atas saran Nakajima-san.

Setelah berada di Indonesia, Hiroko diajak berkunjung ke beberapa tempat wisata. Hiroko begitu mengagumi keramahan bangsa Indonesia dan keluhuran budayanya. Yang paling membuat Hiroko tertarik adalah kerajinan kain batik khas Jogja. Hirokopun berniat memperkenalkan corak kain batik tersebut ke masyarakat Jepang.

Pergaulannya yang luas membuat wawasan pengetahuan Hiroko bertambah juga. Hingga atas pertimbangan itu pula Nakajima-san mempercayakan Hiroko untuk mengambil keputusan penting demi kemajuan toko tempat Hiroko bekerja.

Pada suatu kesempatan Hiroko berkenalan dengan Natsuko, seorang gadis keluarga kaya. Natsuko yang pendiam begitu percaya pada Hiroko dan menganggap Hiroko sebagai teman sejatinya.

Keinginan Hiroko untuk mendapatkan segala kesuksesan hidup, menjadikannya menghalalkan segala cara asal tidak mencuri.

Atas dasar itu pula Hiroko menjadi penari kabaret di sebuah klub malam. Kecantikan dan kemolekan tubuhnya, membuat keberuntungan bagi Hiroko sehingga menjadi terkenal. Ia dibayar cukup mahal untuk setiap pertunjukannya.

Dalam suatu pertunjukan tarinya Hiroko berkenalan dengan Yoshida, seorang pengusaha kapal terkenal di kota Kobe. Yoshida begitu tergila-gila pada Hiroko sehingga apapun kemauan Hiroko selalu dipenuhinya. Akan tetapi, hubungan mereka terhalang karena ternyata Yoshida adalah suami dari Natsuko sahabat sejatinya. Akhirnya, Yoshida hanya menjadikan Hiroko sebagai wanita simpanan saja tanpa kejelasan status istri yang sah.

Di akhir cerita Hiroko menjadi pemilik dari bar Mahattan tempat dahulu ia tinggal. Sebagian besar saham toko tempatnya bekerja pun berhasil dikuasainya. Bahkan rumah Nakajima-san atasan Hiroko dahulu berhasil dimilikinya, Yoshida yang membelikan rumah itu untuk bekal Hiroko di hari tua.

Atas jerih payahnya itu, kini Hiroko berhasil menjadi seorang yang sukses di kota besar. Dia bisa menyekolahkan dua adik tirinya dan membiayai kehidupan kedua orang tuanya di desa.


Analisis Intrinsik
Tokoh dan Penokohan

Adapun tokoh/penokohan yang memerankan cerita novel Namaku Hiroko, antara lain sebagai berikut.

- Hiroko


:


Seorang gadis lugu, jujur dan rendah hati, selalu belajar dari kesalahan yang diperbuatnya, berkeinginan kuat untuk memperbaiki kehidupan pribadi Hiroko dan keluarganya.

- Keluarga Hiroko


:


Ayah Hiroko (Uneo-san), seorang pekerja keras, petani.

Ibu tirinya, seorang ibu yang baik hati dan selalu berusaha menyenangkan hati anak-anaknya, seperti dilakukannya kepada Hiroko. Dia memperlakukan Hiroko seperti anaknya sendiri.

Dua adik laki-laki, manja dan susah diatur.

- Tomiko


:


Seorang sahabat teman lama yang selalu membantu setiap kesusahan teman-temannya.

- Emiko


:


Sahabat Tomiko yang tegas pada pendiriannya tapi bijaksana yang juga sebagai kepala pembantu rumah tangga.

- Michiko


:


Teman Tomiko yang sama-sama jadi seorang perantau dari desa yang terbilang paling modern di antara yang lainnya.

- Nakajima-san


:


Seorang atasan yang bijaksana yang selalu memperhatikan Hiroko karena secara pribadi ada kesamaan nama dan nasib.

- Sanao


:


Cerdas, tampan, berpendidikan tinggi tetapi kurang teguh pendirian dan selalu mementingkan dirinya sendiri.

- Soeprapto


:


Baik, berpendidikan cukup tinggi dan menjunjung tinggi adat ketimuran.

- Kishihara Yukio


:


Berpendidikan dan mempunyai pendidikan penting, segala sesuatu diukur dari materi.

- Yoshida


:


Suami Natsuko, seorang pengusaha sukses, mempunyai kesamaan fisik dengan Sanao hanya sifatnya yang berbeda Yoshida lebih peduli dan selalu membahagiakan Hiroko.

- Natsuko


:


Istri Yoshida yang lugu, penurut dan sifatnya sangat tertutup.


Tema

Novel Namaku Hiroko secara keseluruhan, mulai dari kata pengantar sampai biodata penulis dapat disimpulkan bahwa tema yang dijadikan inspirasi oleh penulis adalah tentang perubahan perilaku masyarakat Jepang secara umum akibat dari kemajuan ekonomi dan industri pasca Perang Dunia Ke-2.

Sebagai bangsa yang paling maju di Asia dalam bidang ekonomi Jepang mengalami kemunduran dalam hal kebudayaannya. Budaya asing (Barat) telah menjajah masyarakat Jepang.

Di sini penulis berusaha membandingkan budaya Jepang dengan budaya Indonesia lewat hadirnya tokoh Soeprapto.
Latar

Novel ini mengisahkan kehidupan masyarakat Jepang pada masa sekitar tahun 1960-an atau + 13 tahun setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia Ke-2.

Kota Pelabuhan Kobe dijadikan kota utama karena menurut pengamatan penulis dari pelabuhan Kobelah segala pengaruh budaya asing atau barat mulai meracuni kehidupan masyarakat Jepang pada umumnya.


Alur

Dilihat dari cerita Novel ini, Namaku Hiroko termasuk alur maju artinya kejadian dan urutan ceritanya disusun secara runtut dari awal sampai akhir.


Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara atau pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam Novel Namaku Hiroko sudut pandang yang digunakan adalah pandangan orang pertama yaitu “aku” yang menjadi tokoh utama. Hal ini membuat para pembaca seolah ikut mengalami dan merasakan petualangan si aku.


Amanat

Dalam novel ini mungkin secara keseluruhan penulis berusaha menyampaikan pesan bahwa kemajuan industri/ekonomi suatu bangsa dapat memundurkan budaya masyarakatnya. Tetapi kemajuan budaya suatu bangsa, seharusnya bisa memajukan ekonomi bangsa atau masyarakatnya.

Adapun secara khusus, pesan yang disampaikan oleh penulis dengan penokohan Hiroko adalah jalani hidup seperti air mengalir, selalu jujur dan rendah hati.




Gaya Penulisan

Novel ini merupakan cetakan ke-8 dari PT. Gramedia Pustaka Utama, Tahun 2002. Tapi gaya penulisan novel ini masih bersih dari istilah bahasa asing walaupun ada kutipan dari bahasa Jepang, itu hanya sekedar pemanis yang dapat membawa pembaca lebih mendalami isi cerita.

Seperti dapat diambil contoh pada penulisan kata kebendaan, lahiriyah dan sebagainya. Mungkin untuk penulis novel angkatan sekarang (muda) kata itu diganti dengan kata materi, fisik dan sebagainya. Terbukti setelah mengamati salah satu Novel yang ditulis pada masa tahun 1960-1970-an terdapat kesamaan dalam gaya penulisannya, yakni tidak disisipi istilah asing.



Kontributor Lilis Hanira (037094), Majid Ibrahim (037038), Yeye Udin (037345)





Sinopsis

Hiroko adalah gadis desa yang miskin dan tidak berpendidikan tinggi. Harapannya untuk hidup secara layak di desa tidak memungkinkan lagi. Orang tuanya yang miskin dan adik-adiknya yang cerewet memaksa dia untuk mencari pekerjaan di kota. Dalam kondisi pribadi yang demikian, tak lain yang bisa dilakukannya adalah menjadi pembantu rumah tangga. Ia bekerja pada pasangan suami istri yang belum beranak. Suami itu dikatakan mempunyai gigi yang berdesakan. Jelas tidak tampan. Hiroko memiliki daya tarik kuat yang tersimpan di tubuhnya. Inilah sebabnya ia jadi incaran iseng nafsu tuannya. Namun yang pertama kali mengenalkan kelezatan asmara yang pada Hiroko bukan majikannya sendiri, tetapi ipar majikannya yang punya wajah tampan dan terpelajar. Kejadiannya yaitu pada waktu pasangan suami istri itu pergi. Dari kejadian itu beruntun kejadian-kejadian yang serupa. Setelah ia digauli beberapa kali oleh Sanao, yang memang dicintai Hiroko yang berstatus pembantu rumah tangga, maka akhirnya ia jatuh juga pada menjadi sasaran majikannya sendiri yang berdesakan giginya. Pada peristiwa-peristiwa inilah rupanya tumbuh kesadaran dalam diri Hiroko atas kelebihan yang tersimpan di dalam dirinya.

Setelah berpindah-pindah kerja sebagai pembantu rumah tangga di kota yang lebih besar, akhirnya ia mendapat pekerjaan di sebuah toko pakaian yang dimiliki oleh wanita misterius yang ternyata kelak juga bernama Hiroko dan berasal dari desa pula. Sejak “nasib” baiknya ini hidup Hiroko memasuki masa terang. Ia dicintai oleh laki-laki lain yang cukup beruang meskipun tidak menarik bagi dirinya. Dan sementara siang hari ia bekerja di toko, malam harinya dia menjadi hostes dan akhirnya menjadi penari telanjang. Sebagai penari telanjang inilah rejekinya makin bertambah, pengalaman hidupnya makin banyak, kecerdasannya mulai tumbuh dan semangat materialismenya juga semakin nyata. Akhirnya Cinderella ini menemukan kekasih tetapnya yang kaya dan tampan, meskipun ia adalah suami kawan karibnya sendiri. Hiroko puas menjadi istri simpanan kekasihnya yang tampan dan kaya serta saling mencintai, sampai beranak dua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

banyak-tugas.blogspot.com

Followers